Kamis, 09 November 2017

Selasa, 31 Januari 2017

Bersyukur

Yesaya 38:18-19 (TB)  Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu.

Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya. 

Bersyukur, mengucap syukur senantiasa, bersyukurlah. Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa bersyukur tidak tunggu saya diberkati dengan limpah, tidak tunggu saya dapat angpao banyak, tidak tunggu saya di lepaskan dari masalah atau mara bayaha, bersyukur hanya membutuhan hidup yang tetap fokus kepada Dia. Maka kita akan tahu bagaimana bersyukur dalam segala keadaan.

Bersyukur membutuhkan konsistensi saya untuk mendekat kepada-Nya, membutuhkan kesetiaaan-Nya menggenggam tangan saya. Sehingga apapun juga menimpa kita, kita selalu punya alasan untuk bersyukur kepada TUHAN. 

Mari bersyukur untuk apapun yang kita sudah alami bersama-sama TUHAN. Amin. 

Kamis, 25 Agustus 2016

Mengingat

Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu. —Mazmur 119:11

Salah satu ketakutan yang dialami seiring dengan usia yang semakin lanjut adalah penyakit demensia (kemerosotan fungsi otak) dan hilangnya memori jangka pendek. Namun Dr. Benjamin Mast, seorang ahli penyakit Alzheimer, memberikan informasi yang membesarkan hati. Ia berkata bahwa otak pasien yang menderita demensia sudah begitu sering “digunakan” dan “terbiasa” sehingga ketika mendengar sebuah pujian lama, mereka bisa ikut menyanyikan setiap lirik dari lagu itu. Ia menyatakan bahwa disiplin rohani seperti membaca Kitab Suci, berdoa, dan menyanyikan puji-pujian, dapat “menanamkan” kebenaran dalam otak kita. Kebenaran itu bisa diakses kapan saja ketika ingatan itu dipicu.

Di Mazmur 119:11, kita membaca bagaimana menyimpan firman Allah dalam hati dapat mencegah kita dari berbuat dosa. Hal itu dapat meneguhkan kita, mengajarkan kita ketaatan, dan mengarahkan langkah kita (ay.28,67,133). Pada akhirnya semua itu akan memberi kita pengharapan dan pengertian (ay.49,130). Bahkan ketika kita mulai menyadari bahwa daya ingat kita atau orang yang kita kasihi terus menurun, firman Allah yang telah diingat bertahun-tahun sebelumnya tetap akan tertanam atau tersimpan dalam hati (ay.11). Meskipun pikiran kita tidak lagi setajam saat masih muda, kita tahu bahwa firman Allah yang tersimpan dalam hati akan terus berbicara kepada kita.

Tidak ada sesuatu pun—bahkan ingatan yang melemah sekalipun—dapat memisahkan kita dari kasih dan pemeliharaan Allah. Itulah janjiNya kepada kita. —Cindy Hess Kasper

Tuhan, Engkaulah Penghibur yang luar biasa bagi kami. Terima kasih karena keselamatan dan kerohanian kami tidak tergantung pada ingatan dan tubuh kami yang lemah, melainkan kepada diri-Mu dan kesetiaan-Mu pada firman-Mu.

Janji Allah tidak pernah gagal.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 119:1-881 Korintus 7:20-40
(WarungSaTeKaMu)

Selasa, 22 Maret 2016

Doa Bapa Kami



Selasa, 22 MARET 2016
Matius 6:5-15

Doa-doa yang didorong oleh kemarahan, keegoisan atau ketidakpercayaan bukanlah doa yang baik. Bila kita berdoa agar orang lain dikutuk (Maz. 109:8-12), kita memperlihatkan kurangnya rahmat dan belas kasihan kita. Bila kita mencari berkat kelimpahan pribadi, kita mempertontonkan keegoisan kita. Bila kita yakin bahwa kata-kata atau tindakan-tindakan tertentu akan juga menghasilkan hasil-hasil tertentu, kita membuat doa menjadi suatu perbuatan sihir. Bila doa dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, kita menjadikan Allah sebagai seorang yang sibuk melayani pesanan kita. 

Harus kita mulai dengan doa seperti Mazmur 139:23-24

Kadang kita juga terjebak dengan bagaimana cara berdoa, berdoa berlutut, berdoa tangan menengadah, berdoa tutup mata dengan sikap membungkuk, sikap tertelungkup....doa dengan tidak bersuara (kita ngak tahu ini doa apa ngantuk).....doa dengan suara nyaring (kita juga ngak tahu apakah yang berdoa mengerti apa yang diucapkan)..... dan masih banyak lagi. Namun doa bukanlah cara saya berdoa, atau bagaimana saya berdoa kepada Tuhan....jangan terjebak di cara dan bentuk doa, juga bukanlah bagaimana kata-kata dan rumusan yang tepat untuk menyapa Allah.

Doa adalah masalah kerendahan hati dan kepercayaan. Apakah kita mengakui ketergantungan total kita kepada Allah? Apakah kita percaya bahwa Allah akan setia mencukupi kebutuhan kita – khususnya bila hidup ini membawa kita ke titik terendah dalam hidup kita? Apakah doa-doa kita adalah yang membenarkan diri sendiri? (Lukas 18:11-12)

Doakan bukanlah masalah apakah doa saya mempengaruhi Allah, melainkan bagaimana kita mengizinkan Allah mempengaruhi hidup kita. Sebuah doa yang disusun dengan baik tidak akan bernilai bila kata-kata kita tidak sejalan dengan hati kita. “Lebih baik berdoa dengan hati tanpa kata-kata dari pada doa dengan banyak kata-kata tanpa hati”.

Sikap hati yang apa adanya dan bukan ada apanya, terbuka, dan sadar akan siapa saya di hadapan DIA ALLAH YANG MAHA KUDUS DAN MULIA, inilah saat saya ingin mendengarkan suara Allah. Begitu mendengar suara-Nya, saya jauh lebih tertarik pada apa yang Allah hendak katakan kepada saya daripada apa yang akan saya katakan kepada Allah.

Doa Bapa Kami mengajarkan kita:

  • Doa ini mengingatkan kepada kita pada apa yang sering kita lupakan yaitu hubungan  kita yang dengan Bapa kita harusnya lebih penting dari apapun juga
  • Doa ini mengajarkan bahwa Dia bisa diandalkan, Dia BAPA kita.
  • Doa bukanlah sekedar daftar keluhan, permohonan dan tuntutan. Doa ini merupakan sebuah janji ketimbang sebuah permohonan
  • Doa adalah kesempatan bagi Allah untuk mengajarkan cara mencintai hidup dan hidup tidak egois. Kita diberkati supaya kita pun menjadi berkat bagi orang lain.
  • Doa merindukan suatu pemulihan kembali dari hubungan kita baik dengan Allah dan sesama
  • Doa mengakui ketergantungan kita kepada Allah dan kebutuhan kita untuk bebas dari godaan dan ketamakan akan emas
  • Doa tersebut bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan suatu permulaan. Doa adalah jatuh cinta kepada sosok yang oleh Yesus disebut “BAPA".

Kamis, 22 Oktober 2015

TERLALU CEPAT .....

Kadang kali kita menilai Tuhan terlalu cepat....apalagi kalau kita mengalami kondisi yang tidak kita prediksi. Bahkan ketika kita tidak menginginkannya terjadi dalam hidup kita...mengapa Tuhan....mengapa saya??? Dan mungkin ada banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam hati kita. Sebelum berlanjut lebih dalam...coba tenang sebentar....lihat dan perhatikan dengan lebih seksama....apa yang sedang DIA kerjakan dalam hidup kita....

Coba tenang dan biarkan DIA berbicara kepada kita melalui peristiwa yang kita alami, kondisi yang sukar dan sulit untuk di terima....tenang...diam...jangan minta DIA menenangkan badai dan situasi yang buruk di luar kita.....minta DIA TENANGKAN BATIN DAN JIWA KITA YANG SEDANG MENGALAMAI BADAI....tenang minta YESUS KRISTUS TUHAN RAJA SEGALA RAJA....TENANGKAN JIWA KITA YANG RAPUH....biarkan DIA TENANGKAN SEMUA RASA MARAH DAN KEKECEWAAN KITA....biarkan DIA BERKARYA DALAM HIDUPMU....

"Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibr. 13:5b)

(Yoh. 14:18) Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.

(Mazmur 62:2-3; 6-7, 9) Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela

TUHAN TENANGKAN JIWA DAN BATIN KAMI YANG BERGEJOLAK...TENANGKAN HATI KAMI YANG TERBAKAR OLEH MARAH DAN KEBENCIAN....TENANGKAN JIWA KAMI SERING KALI TIDAK PUAS DENGAN KONDISI SEKITAR KAMI.....
Biarkan kami diam dan tenang menaruh pengharapan dan iman kami kepada-MU.
AMIN!!!!!!