Senin, 26 Oktober 2015
Kamis, 22 Oktober 2015
TERLALU CEPAT .....

Coba tenang dan biarkan DIA berbicara kepada kita melalui peristiwa yang kita alami, kondisi yang sukar dan sulit untuk di terima....tenang...diam...jangan minta DIA menenangkan badai dan situasi yang buruk di luar kita.....minta DIA TENANGKAN BATIN DAN JIWA KITA YANG SEDANG MENGALAMAI BADAI....tenang minta YESUS KRISTUS TUHAN RAJA SEGALA RAJA....TENANGKAN JIWA KITA YANG RAPUH....biarkan DIA TENANGKAN SEMUA RASA MARAH DAN KEKECEWAAN KITA....biarkan DIA BERKARYA DALAM HIDUPMU....
"Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibr. 13:5b)
(Yoh. 14:18) Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.
(Mazmur 62:2-3; 6-7, 9) Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela
TUHAN TENANGKAN JIWA DAN BATIN KAMI YANG BERGEJOLAK...TENANGKAN HATI KAMI YANG TERBAKAR OLEH MARAH DAN KEBENCIAN....TENANGKAN JIWA KAMI SERING KALI TIDAK PUAS DENGAN KONDISI SEKITAR KAMI.....
Biarkan kami diam dan tenang menaruh pengharapan dan iman kami kepada-MU.
AMIN!!!!!!
Jumat, 09 Oktober 2015
Lagu Tema Hidup Kami
Keila Ochoa
Ayub 29:1-6; 30:1-9
Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku. —Yesaya 12:2
Setiap orang mendengar suatu karya musik dengan cara berbeda. Sang pencipta lagu mendengar musiknya dengan membayangkannya di dalam benaknya. Para penonton mendengar musik itu dengan indra dan perasaan mereka. Para anggota orkestra mendengar paling jelas suara alat musik yang terdekat dengan mereka. Dalam beberapa segi, kita adalah anggota dalam orkestra Allah.
Sering kali yang kita dengar hanyalah alat musik yang paling dekat dengan kita. Karena kita tidak mendengar seluruh lagunya, kita pun berseru seperti Ayub di tengah sengsaranya, , “Sekarang aku menjadi sajak sindiran dan ejekan mereka” (Ayb. 30:9). Ayub ingat bagaimana para pembesar dan pejabat pernah menghormatinya. Hidupnya “bermandikan dadih, dan gunung batu mengalirkan sungai minyak didekatnya” (29:6). Namun kini, ia telah menjadi objek penghinaan. Ayub mengeluh, “Permainan kecapiku menjadi ratapan” (30:31).
Namun musik yang dimainkan Ayub bukanlah segala-galanya. Ia hanya tak bisa mendengar keseluruhan lagunya.
Mungkin hari ini Anda hanya dapat mendengar nada sendu dari musik yang Anda mainkan. Jangan putus asa. Setiap bagian dalam hidup Anda mempunyai peran dalam musik gubahan Allah. Atau mungkin Anda sedang memainkan nada riang. Pujilah Allah untuk sukacita itu, dan bagikanlah sukacita Anda dengan orang lain.
Karya agung penebusan Allah adalah simfoni yang sedang kita semua mainkan, dan pada akhirnya, segala sesuatu akan terjalin indah untuk mencapai maksud-Nya yang baik. Allah adalah penggubah agung kehidupan kita. Musik gubahan-Nya itu sempurna, dan kita dapat mempercayai-Nya.
Ya Tuhan, tolong aku untuk mempercayai-Mu, terutama ketika hidupku tampaknya tidak harmonis dan bernada sendu. Aku bersyukur kepada-Mu, karena aku menjadi bagian dari simfoni-Mu dan gubahan-Mu itu sempurna.
Tatkala kita mengimani kebaikan Allah terdengarlah lagu pujian dalam hati kita.
Yesaya 32–33 ; Kolose 1
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Donasi

posted from Bloggeroid
Selasa, 22 September 2015
PERAN PEMUDA DALAM MISI PERKOTAAN
Allah memiliki misi yang luar biasa bagi manusia. Misi Allah tidak berhenti sampai menyelamatkan manusia, tetapi Allah juga ingin agar orang yang telah diselamatkan dapat menjadi murid-Nya. Misi itu telah diproklamirkan dalam Amanat Agung-Nya: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:19-20). Amanat Agung tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab kedua belas murid, tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab orang percaya sepanjang abad dan di segala tempat. Dari anak-anak sampai yang lanjut usia, semuanya mendapat kesempatan untuk melakukan misi Allah. Namun, sering kali pemuda dianggap remeh karena belum memiliki pengalaman hidup yang banyak, bahkan firman Tuhan mengatakan dalam 1 Timotius 4:12, "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."
Allah mengerti pergumulan seorang muda, seperti Timotius, yang memberitakan kebenaran Tuhan. Pada umumnya, orang melihat dari luar, tetapi Allah memakai seseorang untuk melihat hati orang yang lain. Karena itu, Allah, melalui Paulus, mengajarkan agar pemuda menjadi teladan bagi orang percaya dalam kemudaannya. Fakta membuktikan bahwa perubahan yang terus terjadi dalam sistem dan kultur suatu negara tidak dapat dilepaskan dari ide-ide pemikiran dan pergerakan kaum intelektual kampus. Dengan kata lain, generasi muda sangat berpengaruh dalam perkembangan negara dan secara otomatis dalam pertumbuhan gereja pun pemuda memiliki pengaruh yang besar.
Generasi mudalah yang akan meneruskan kehidupan bangsa dan pertumbuhan gereja. Generasi muda juga menjadi fokus untuk dilayani dan melayani karena melalui pemuda, gereja dapat menjangkau pemuda-pemuda di luar gereja yang belum mengenal Kristus.
B. Bentuk Pelayanan yang Dapat Dijangkau oleh Pemuda dalam Misi Perkotaan
Banyak hal yang dapat dilakukan pemuda dalam melakukan pelayanan misi perkotaan. Dalam kehidupan perkotaan yang semakin merosot, pemuda dapat terlibat dalam memulihkan kemerosotan tersebut dengan kemampuan intelektualnya. Beberapa bentuk pelayanan tersebut adalah berikut ini.
1. Menjangkau anak-anak jalanan.
Pemuda memiliki hidup yang tidak jauh dengan anak-anak jalanan. Pemuda lebih mengerti hal yang dihadapi oleh anak-anak jalanan dan dengan cara yang bersahabat, pemuda dapat menjadi terang bagi anak-anak jalanan. Anak-anak jalanan ini tidak memiliki seseorang yang mengerti akan keberadaannya di dunia. Anak-anak ini haus akan perhatian dan kasih sayang.
Anak jalanan tidak hanya berasal dari keluarga yang tidak mampu. Anak-anak jalanan ini juga ada yang berasal dari keluarga mampu dan kaya, tetapi memiliki keluarga yang tidak harmonis dan mereka melampiaskan kesedihannya dengan berada di jalanan. Mereka merasa tidak ada yang mengerti dirinya. Anak jalanan juga bisa berasal dari keluarga yang tidak mampu sehingga mereka hidup di jalan dan tidak menempuh pendidikan karena ketidakmampuan perekonomian keluarga bahkan ketidakmampuan hatinya untuk belajar. Pemuda Kristen dapat menjangkaunya selain dengan bersahabat, yakni dengan mengajari anak jalanan ini atau membantu anak-anak ini belajar.
2. Melakukan pemuridan.
Pemuridan bukanlah cara yang asing dalam menjangkau kaum muda. Melalui pemuridan, gereja menyiapkan sumber daya manusia yang berintegritas dan berkualitas. Melalui pemuridan, orang-orang percaya mengajarkan kebenaran firman Tuhan kepada orang yang dimuridkan, dan pengaderan kepada muridnya untuk memuridkan. Dua hal yang menunjang dalam pertumbuhan gereja berada dalam pemuridan, yakni meningkatkan kualitas dan kuantitas orang percaya. Pemuridan yang terdiri dari beberapa orang saja mempermudah mengerti antara seseorang dengan yang lainnya, terjadi interaksi saling membangun, dan mengontrol antara satu dengan yang lain dalam hidup turut sejalan dengan perintah Tuhan. Namun, dalam pemuridan juga dapat menjangkau orang-orang yang belum percaya untuk mengenal Tuhan.
C. Kesimpulan.
Di balik kehidupan perkotaan yang megah, terdapat kemiskinan di pinggiran kota. Perpindahan penduduk untuk mengadu nasib di kota membuat kota semakin padat dan lapangan pekerjaan semakin sedikit. Kepadatan bukan hanya dari pendatang yang semakin bertambah, tetapi juga kelahiran dari pendatang, yang menjadikan kemiskinan semakin besar dan serasa susah untuk dientas. Ketika gereja harus menghadapi tantangan kehidupan di kota, gereja berusaha melakukan misinya bukan hanya di tempat-tempat terpencil, melainkan juga di sekitarnya.
Melalui pemuda yang menjadi penerus bangsa, gereja menjangkau orang-orang muda yang lainnya untuk mendidik dan membawa pada kebenaran yang sejati. Membentuk sumber daya manusia yang berkualitas melalui generasi muda untuk mengentaskan dari kemiskinan agar tidak terus berlarut-larut.
Pemuda yang dianggap remeh dan tidak memiliki pengalaman hidup sebenarnya memiliki pengalaman yang tidak ternilai ketika mengenal Juru Selamatnya dan membawa teman-temannya untuk mengenal Kebenaran itu.
Diambil dan disunting dari:
Nama situs: SABDA Space
Alamat URL: http://sabdaspace.org/dedikasi_pemuda_kristen_dalam_misi_perkotaan
Judul asli artikel: Dedikasi Pemuda Kristen dalam Misi Perkotaan
Penulis artikel: Febe Mega Lestary
Tanggal akses: 25 Juni 2015

posted from Bloggeroid
Rabu, 09 September 2015

Selasa, 08 September 2015
Urutan Penciptaan
Penentu Sukses
Selasa, Sel, 8 Sep 2015
http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/print/?edisi=20150908
Bacaan Alkitab:
2 Raja-Raja 13:14-25
Apakah yang menjadi penentu kesuksesan anda? Tuhan atau diri sendiri? Ataukah keberuntungan (luck)? Menurut anggapan orang, langkah pertama itu menentukan kesuksesan. Langkah selanjutnya tinggal mengikuti langkah pertama. Teori itu benar.
Bacaan hari ini menceritakan langkah pertama Yoas dalam menghadapi bangsa Aram sudah tepat. Ia mengimani bahwa seorang nabi adalah orang yang dipilih Allah untuk menyampaikan maksud Allah kepada umat-Nya. Karena itu menjelang akhir hayat nabi Elisa, Yoas menjumpai Elisa. Saat Yoas mengunjungi nabi Elisa, ia mengetahui apa yang diperlukan Yoas. Nabi Elisa memberkati Yoas. Ia menyuruh Yoas menarik busur, membuka jendela di sebelah Timur, dan menyuruhnya memanah (14-17a). Anak panah yang dilepaskan Yoas menandakan kemenangan dari Tuhan yang akan diberikan kepada Yoas terhadap bangsa Aram (17b).
Langkah selanjutnya Elisa meminta Yoas untuk memukulkan anak-anak panah itu ke tanah. Yoas pun melakukannya sampai tiga kali (18). Hati sang nabi gusar, karena Yoas hanya memukulkannya tiga kali seharusnya lebih dari itu (21). Tindakannya itu mengakibatkan kesuksesan Yoas menjadi terbatas. Ia tidak akan memukul Aram hingga habis lenyap. Kesuksesannya tidak tuntas. Yoas berpikir dia sudah mendapatkan panah kemenangan dari Tuhan, sehingga ia merasa tidak perlu terlalu berusaha lagi.
Ternyata setiap langkah, sejak pertama sampai langkah terakhir, harus dijalani dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga. Jadi apa penentu kesuksesan kita? Tentu pertama-tama Tuhan yang memberkati dan memberikan kita kesuksesan. Langkah selanjutnya harus kita lakukan secara konsisten dan sekuat tenaga hingga tuntas. Ada bagian yang dikerjakan oleh Tuhan dan ada bagian diusahakan oleh kita. Kita harus mengerjakan bagian kita dengan iman. Jangan lengah karena jaminan berkat Tuhan untuk kita. Selamat sukses! [DSY]

posted from Bloggeroid
Sabtu, 05 September 2015
PRIBADI YANG ISTIMEWA
Betapa inginnya seorang anak dipandang sebagai anak yang istimewa dihadapan orangtuanya. Betapa bahagiannya seorang siswa yang dipandang sebagai siswa yang istimewa dihadapan guru dan teman-temannya. Betapa luarbiasanya seorang manusia berdosa yang dipandang istimewa dihadapan Tuhannya yang menciptakannya.
Inilah yang Raja Daud (Dawid = yang dikasihi, beloved) rasakan dan alami. Bukan secara subjektif atau perasaan pribadi Raja Daud. Tapi memang firman Tuhan menyatakannya. Bahwa ia memang pribadi yang begitu istimewa dihadapan Tuhannya sehingga ia dipilih dari sekian banyak orang diantara orang Israel, dari sekian banyak orang dari suku Yehuda, sekian banyak orang anak Isai.
Dalam 2 Samuel 23:1, Daud menyatakan dirinya sebagai Pribadi yang Istimewa karena Tuhan dan bukan karena hasil usaha, jerih lelahnya sendiri. Pada satu ayat ini, Daud menyatakan siapa dirinya dihadapan Tuhan dan manusia.
1. Daud bin Isai. Ini menyatakan kesadaran Daud akan asal usulnya dimana ia adalah anak Isai. Dan itulah yang membuat ia menjadi pribadi yang istimewa. Jarang sekali orang berani jujur mengakui asal usulnya ketika ia sudah menjadi orang yang sukses. Sebisa mungkin ia tutupi atau hindari. Karena mungkin asal usulnya begitu memalukan, begitu buruk. Keluarganya bahkan ayahnya bukan siapa-siapa dimata orang. Tapi Daud dengan tegas dan terbuka ia menyatakan siapa dirinya. Ia anak Isai. Seorang bapak yang tidak terkenal, seorang bapak yang biasa-biasa saja. Keistimewaan Daud dibangun dari kerendahan hatinya akan status dirinya yang dulu. Dalam kehidupan Daud tidka pernah ia menyombongkan dirinya sebagai keturunan yang hebat dan luar biasa. Malah ia sering direndahkan oleh orang lain baik dari orang sekitarnya maupun oleh kakaknya sendiri. Ia tetap rendah hati.
2. Daud adalah orang yang diangkat tinggi. Pada bagian ini daud menyadari benar. Dia yang bukan siapa-siapa, diangkat tinggi menjadi seorang raja atas Israel bahkan ia mendapatkan janji yang luar biasa bahwa kerajaannya akan kekal dipimpin oleh seorang dari keturunannya. Kata diangkat tinggi, itu menunjukkan dengan jelas bahwa posisi tinggi itu bukan hasil usaha dan jerih lelah karena kehebatannya. Tapi ada Satu Pribadi yang kuat dan berdaulat yang mengangkatnya tinggi. Ini juga memberikan kesadaran penuh bagi Daud untuk tetap merendahkan diri di hadapan Satu Pribadi yaitu Allah sendiri yang mengangkat tinggi dirinya diantara saudaranya, diantara kaumnya, diantara orang-orang di sukunya, diantara orang-orang Israel. Bahwa kalau bukan Tuhan yang melakukan semuanya ini mengangkat dia dan menyertai dia bahkan yang membuatnya selalu berhasil dalam segala langkahnya, ia tetaplah Daud anak Isai seorang gembala kambing domba.
3. Orang diurapi oleh Allah yakub. Di sini Daud benar-benar menjadi pribadi yang istimewa karena urapan Allah Yakub atasnya. Pengurapan yang dilakukan nabi Samuel atas perintah Allah menyatakan bahwa Daud adalah pribadi yang dipilih oleh Allah sendiri berdasarkan penilaian Allah dan bukan berdasarkan manusia. 1 Samuel 16:7 menyatakannya. Pengurapan itu juga menyatakan kedudukan/ jabatan/ tugas tanggung jawab yang harus diemban oleh Daud sebagai Raja, pemimpin Israel. Juga di dalam pengurapan itu menandakan adanya penyertaan dan kuasa Roh Tuhan dalam diri Daud (1 Sam 16:13) dimana dalam kehidupannya, roh Kuduslah yang memimpin dan bukan dirinya sendiri.
4. Pemazmur yang disenangi Israel. Daud menyadari benar talenta dan karunianya dalam menuliskan mazmur. Ada begitu banyak mazmur yang dituliskan oleh daud. Dan semua mazmurnya sangat disenangi oleh orang Israel sampai sekarang. Kehidupan dan pergumulannya, sukacita, kegentaran, kemarahan, kesedihan bahkan kejatuhannya dapat menjadi mazmur yang menguatkan, mengingatkan dan mengajarkan orang lain. Di dalam mazmurnya, kita dapat melihat akan kedekatan relasi Daud dengan Allah. Keiistimewaan Daud yang utama dan terutama karena adanya kedekatan relasinya dengan Allah. Tanpa kedekatan relasi dengan Allah, kita tetaplah bukan siapa-siapa di pandangan Allah.

posted from Bloggeroid
Kamis, 03 September 2015
KASIHKU DAN KASIHMU
Ada banyak tanda yang menyatakan identitas kita dalam kehidupan kita. Misalnya kita menggunakan cincin kawin itu menyatakan bahwa identitas kita adalah sudah menikah.kita menggunakan kalung/ anting salib dapat menyatakan bahwa identitas kita adalah orang Kristen. Meskipun hal ini sudah tidak menjadi jaminan identitasnya benar. Karena ada banyak orang yang menggunakan kalung salib hanya sebagai aksesoris penampilan belaka. Padahal orangnya tidak Kristen, malah beragama lain.
Nah, pada perikop kita, firman Tuhan dalam 1 Yoh 3:10 Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.
Menyatakan bahwa tanda yang menyatakan identitas kita sebagai anak Tuhan adalah : berbuat kebenaran dan mengasihi saudaranya.
Secara khusus dalam hal mengasihi saudaranya, Rasul Yohanes menyatakan bahwa sebagai anak Tuhan harus saling mengasihi dan ini sudah diberitakan jauh sebelumnya, sudah diajarkan oleh Tuhan Yesus sebelum Ia ditangkap, disalib. Yohanes 13:34-35 adalah perintah baru kepada murid-muridnya bahwa mereka harus saling mengasihi sama seperti Yesus sudah mengasihi mereka. Bahkan Tuhan Yesus menyatakan bahwa ketika murid Tuhan saling mengasihi, semua orang akan menjadi tahu bahwa kita adalah murid Yesus. Sebaliknya, orang akan mempertanyakan identitas kita sebagai murid Yesus ketika dalam kehidupan kita, kita tidak memiliki hidup yang saling mengasihi dengan saudara kita.
Oleh karena itu, firman Tuhan dalam 1 Yoh 3:11-18 ada 2 hal prinsip bagaimana kasihku dan kasihmu ini dalam kehidupan bersaudara/dalam kehidupan keluarga.
1. Kasihku dan kasihmu harus mengatasi/melampaui keadaan benar/salah (ay.12).
Dalam bagian ini, rasul Yohanes mengingatkan kita kepada perbuatan dosa kedua yang terjadi dalam keluarga pertama, keluarga adam dan hawa di mana Kain membunuh Habel, adiknya karena di dapati perbuatan Habel dalam memberikan persembahan kepada Tuhan dinilai Tuhan sebagai perbuatan yang benar, sedangkan perbuatan Kain dalam memberikan persembahan kepada Tuhan di nilai Tuhan sebagai perbuatan yang tidak benar. Kain salah sedangkan Habel benar. Keadaan ini membuat, Kain marah dan membunuh Habel.
Saling mengasihi dalam kehidupan orang Kristen harus melampaui keadaan benar/ salah dari orang lain. Jika aku benar dan dia salah, maka yang harus kita lakukan sebagai bukti nyata kasih kita adalah memberikan pengampunan dan penerimaan kembali. Contoh dalam kehidupan keluarga, ada kisah Hosea dan Gomer. Hosea memberikan pengampunan dan penerimaan kembali kepada Gomer yang sudah berulang kali tidak setia kepada Hosea dengan menebus Gomer dan membawanya pulang untuk diterima kembali sebagai istrinya. Dalam hubungan ortu dan akan, kisah anak yang hilang menyatakan meskipun anak berbuat salah, Bapa yang benar memberikan penerimaan kembali dan memberikan pengampunan. Jangan seperti sikap anak sulung yang sama dengan sikap Kain. Marah dan tidak terima.
Jika aku salah dan dia yang benar, maka aku belajar untuk menerima diri bahwa memang aku salah dan dia yang benar. Kalau kita tidak bisa terima keadaan bahwa aku salah dan dia benar, maka sulit bagi kita untuk mengasihi dia yang benar itu. Dengan demikian kita akan tetap utuh menjadi satu keluarga.
Sejak dulu Firman Tuhan melalui rasul Yohanes sudah menyatakan bahwa prinsip saling mengasihi ini sangat berbeda dengan prinsip dunia ini. Sehingga kita tidak perlu heran jika banyak orang mungkin protes akan sikap kita yang masih juga mengasihi saudara kita yang sudah melakukan tindakan-tindakan yang salah. Rasul Yohanes menyatakan dengan tegas ketika keadaan benar/ salah ini membuat kita tidak mengasihi saudara kita itu membuktikan bahwa kita ini masih tetap ada dalam maut dan belum berpindah dari maut kepada hidup. Dengan kata lain, kita ini belum memiliki Kristus dan kasih-Nya dalam hidup kita. Juga ketika kita membenci saudara kita, kita disamakan dengan pembunuh manusia. Karena dengan kebencian yang ada, manusia bisa membunuh orang lain.
2. Kasihku dan kasihmu harus mengatasi/ melampaui diri sendiri (ay 16-17).
Dari bagian firman Tuhan ini mengasihi yang mengatasi/ melampaui diri sendiri adalah dalam hal memberi diri. Memberi apa yang ada dalam diri kita, apa yang kita miliki.
Memberi orang lain dengan sesuatu yang ada di luar diri kita/ yang bukan milik kita itu sangat-sangat mudah. Misalnya ketika korban bencana Tsunami di Mentawai, kita diminta untuk kumpulin baju layak pakai. Nah kita cenderung lebih mudah memberi saran kepada saudara kita apa-apa saja yang bisa diberikan sebagai sumbangan. Kalau milik kita, wah ini masih terpakai, ini masih aku suka, ini mahal lho dan masih bagus.
Dalam bagian firman Tuhan ini, rasul Yohanes memberikan contoh praktis bbagaimana kasih yang nyata yang melampaui diri. Saudara butuh sesuatu sedangkan ktia punya yang dibutuhkannya. Dan kita tidakmau memberi, itu sama artinya kita menutup hati kita kepadanya, kasih dalam kita dipertanyakan.
Teladan yang diberikan oleh rasul Yohanes dalam mengasihi yang melampaui diri sendiri adalah kita bisa memberi diri kita bahkan menyerahkan nyawa kita bagi saudara kita. Baik itu saudara yang mengasihi kita, maupun saudara yang mungkin tidak mengasihi kita. Bukankah itu yang dilakukan Yesus bagi kita. Mengasihi kita dengan mau menyerahkan nyawanya bagi kita orang-orang yang tidak mengasihi dia.
Akhirnya rasul Yohanes memberikan kesimpulan bahwa kasih itu harus nyata dalam perbuatan dan dalam kebenaran. Kasih itu tidak hanya sekadar teori yang diajarakan, prinsip yang dipegang, tapi dipraktekkan. Kasih itu juga harus dipraktekan dalam kebenaran. Jangan karena mengasihi orang itu, maka orang itu yang salah kita benarkan sedangkan orang lain yang benar, kita salahkan karena kita tidak mengasihi dia. SSelalu membela anak kita yang jelas-jelas salah karena kita mengasihi dia.

posted from Bloggeroid
Rabu, 02 September 2015

Selasa, 01 September 2015
KALA IBU BERDOA.....
Peran seorang wanita dalam kehidupan rumah tangga sangatlah penting dan tidak ringan. Sebagai seorang Istri, ia harus benar-benar bisa menjadi Penolong yang sepadan bagi suaminya. Tidak mudah menjadi penolong yang sepadan bagi suami kita. sering kali kita malah menjadi penolong yang berusaha lebih tinggi dari suami karena kita merasa kita lebih mampu dan sanggup menolong suami kita.
Sebagai seorang ibu bagi anak-anak yang Tuhan percayakan, ia harus menjadi teladan, pendidik, orang tua, sahabat, pengayom, pembimbing, bahkan masih banyak lagi tugas dan tanggung jawab seorang ibu dalam keluarga. Hal ini bukan berarti mengecilkan peran ayah. Tetapi demikianlah yang sering kali terjadi terutama dalam kehidupan budaya timur di mana pembagian peran ayah dan ibu masih dalam lingkup urusan pekerjaan dan mencari uang adalah urusan ayah yang menghabiskan sebagian besar waktunya di luar rumah dan tidak bersama dengan anak-anak, sedangkan urusan anak-anak dan tetekbengeknya adalah urusan ibu yang sebagian besar waktunya di rumah bersama dengan anak-anak.
Oleh karena itu tidak sedikit beban yang ditanggung ibu berkaitan dengan peran dan tanggung jawabnya terhadap anak-anak. Dengan segenap kekuatan fisik, emosi dan keberadaan seorang ibu tidak akan mampu menangani semua pergumulan yang terjadi dalam kehidupan anak-anak mereka. Benar tiap hari ibu yang memiliki waktu banyak di rumah bersama dengan anak. Akan tetapi. Pada kenyataannya, sebagian besar waktu anak selama ayah tidak di rumah adalah tidak di rumah juga karena anak sibuk dengan sekolahnya, dengan les tambahannya, dengan pergaulannya. Alhasil, waktu dengan ibu pun sedikit.
Tidak sedikit ibu-ibu yang bergumul akan kehidupan anak-anak mereka. Apa yang bisa ibu-ibu lakukan?
Belajar dari seorang ibu, kita juga akan belajar bagaimana ibu ini membawa pergumulan-pergumulannya di hadapan Tuhan.
1. Menjadikan pergumulan anak sebagai pergumulan ibu
Dalam kehidupan kita sebagai orang Timur, anak sering kali didapati lebih dekat dengan ibu. Tidak hanya itu saja, seringkali pergumulan ibu bersumber dari pergumulan anak. Misalnya, anak bergumul karena tidak bisa matematika, anak tidak bergumul sendiri, ibu pun ikut bergumul. Ibu ikut belajar bahkan anak sudah tidak bergumul dan sudah cuek, ibu masih bergumul dan berjuang agar anaknya berhasil dalam matematika. Hal yang sama yang dirasakan oleh seorang ibu Siro Fenisia ini. anaknya bergumul berat bahkan menderita lahir dan batin karena ia kerasukan setan. Dan pergumulan itu tidak menjadi pergumulan dan penderitaan anaknya saja, tetapi juga menjadi pergumulan dan penderitaan ibunya. Sehingga ia datang kepada Yesus dan berkata, Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita (15:22).
2. Membawa pergumulan kepada Yesus.
Ketika ibu Siro Fenisia ini datang kepada Yesus dengan membawa oergumulannya. Ia menyatakan pergumulan dan penderitaannya kepada Yesus. Ia ingin Tuhan Yesus mengetahui, memahami pergumulan dan penderitaannya. Bahkan ia juga ingin Tuhan Yesus merasakan pergumulan dan penderitaannya. Dengan kata lain, ibu ini ingin pergumulannya ini menjadi pergumulan Tuhan Yesus juga sehingga Tuhan Yesus mau melakukan sesuatu baginya dan bagi anaknya karena Yesus mampu melakukannya.
Dalam kehidupan kita bergumul bagi anak-anak kita, jangan segan membawanya kepada Tuhan untuk menyatakan pergumulan dan penderitaan kita kepada Tuhan. Biarlah pergumulan kita menjadi pergumulan Tuhan dan Tuhan akan menolong kita dalam menghadapi pergumulan kita bahkan memberikan penyelesaian yang terbaik menurut Tuhan.
3.Tidak pernah putus asa dan tetap merendahkan diri.
Tidak mudah bagi ibu ini kala berhadapan dengan Yesus. Bayangannya adalah ia akan diterima oleh Yesus, diperhatikan dan diperlakukan dengan baik seperti halnya dengan orang-orang Yahudi yang ditolong-Nya sehingga pergumulannya cepat selesai.
Namun kenyataannya, ia harus pantang menyerah dan harus menerima perlakuan direndahkan oleh Yesus.
Pertama, ia sepertinya tidak dipedulikan oleh Yesus karena permintaannya tidak dijawab sehingga ia harus meminta berulang-ulang kali.
Kedua, ia ditolak karena ia bukan termasuk domba yang hilang dari uamt Israel.
Ketiga, puncaknya, ia direndahkan dengan disamakan dengan seekor anjing, seekor binatang yang hina dan rendah.
Hasil dari tidak putus asa dan tetap merendahkan diri di hadapan Yesus sampai pergumulannya dijawab adalah benar-benar pergumulannya dijawab oleh Tuhan, anaknya dibebaskan dari belenggu setan.
Tidak putus asa dan tidak meninggikan diri itulah yang Tuhan inginkan kala kita datang kepada-Nya membawa pegumulan kita.
Contoh nyata :
Ibu Monika, ibu dari bapa gereja kita Augustinus. Ia bergumul berat karena kehidupan anaknya ini begitu jauh dari Tuhan, begitu kotor dan jahat. Augustinus hidup sembarangan bahkan ia sudah melakukan Zinah sejak masa mudanya dan ia harus tinggal dengan wanita yang melahirkan anak darinya tanpa ikatan pernikahan. Ibu monika adalah ibu yang tekun berdoa membawa semua pergumulannya kepada Tuhan untuk mendapatkan pertolongan. Lama sekali doa itu tejawab, namun ia tidak pernah menyerah. Akhirnya, augustinuspun bertobat bahkan kehidupannya begitu luar biasa.
Emak saya. Ia bergumul untuk anak laki-lakinya yang kecanduan narkotika, menjadi pengedar. Tiap pagi, ia rajin ikut doa pagi di sebuah gereja dekat rumah kami. Ia berdoa, berdoa dan berdoa. Hasil Tuhan menjawab pergumulannya dengan cara anaknya ditangkap polisi dan dimasukkan penjara. Namun itu titik balik yang membawa anaknya dalam pertobatan. Bahkan ia masuk seminari dan sekarang menjadi seorang pendeta.
Betapa besar peran ibu yang berdoa bagi anak-anaknya. Kala ibu berdoa, sampailah pergumulan anak kepada Tuhan. Kala ibu berdoa, ibu belajar pantang menyerah dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kala ibu berdoa, ada mujizat terjadi melalui doa kita.
Apa yang menjadi pergumulanmu? Sikap dan perbuatan anakmu? Kesulitannya dalam belajar? Ketidakpeduliannya untuk sekolah? Pergaulannya? Kehidupannya kala ia jauh dari kita? pertumbuhannya? Kerohaniannya? Pengenalannya akan Tuhan? Atau apa...? BERDOALAH, BAWA SEMUA PADA TUHAN. JANGAN PUTUS ASA DAN TETAP RENDAHKAN DIRIMU DIHADAPANNYA. DAN ENGKAU AKAN MELIHAT HASILNYA. (Ambar Metasari).

posted from Bloggeroid
Kamis, 27 Agustus 2015
BERPIKIR DAN BERTINDAK POSITIF
KISAH PARA RASUL 16:16-26
Menuruti pimpinan Tuhan dan melakukan kehendak Tuhan tidak selamanya menjadi suatu hal yang mengenakkan dan menguntungkan bagi kita. Seperti halnya Paulus dan Silas, menjadi pengikut-pengikut Yesus, mereka menderita bahkan masuk penjara karena tuduhan orang yang tidak suka akan perbuatan mereka.
Bagi kebanyakan orang, masuk penjara bukan keadaan yang menyenangkan. Apalagi tanpa kesalahan yang kita lakukan. Ketika kita menghadapi dan mengalami keadaan seperti itu bagaimana reaksi kita? Mengeluh, menangis, mengomel kepada Tuhan? Apa sebaliknya?
Di sinilah pembelajaran yang diberikan oleh Paulus dan Silas ketika mereka menghadapi masalah sebagai orang yang melakukan dan menuruti perintah dan kehendak Tuhan. Seperti sebuah pepatah Cina mengatakan, Daripada mengutuki kegelapan, lebih baik ambil sebatang lilin dan nyalakan. Paulus dan Silas memiliki pikiran dan tindakan yang positif. Mereka berpikir positif akan yang mereka alami. Mereka tidak mengutuki keadaan mereka yang ada dalam penjara, tidak mengutuki Tuhan mereka yang mereka ikuti dan taati.
Pikiran positif mereka bahwa semua yang mereka alami adalah satu kehormatan untuk menderita sama seperti Yesus dan bagi Yesus, Tuhan mereka.
Pikiran yang positif pasti melahirkan tindakan yang positif. Cara pandang melalui pikiran kita yang positif akan semua penderitaan yang kita alami pasti berkaitan erat dan memberikan pengaruh pada tindakan kita selanjutnya.
Paulus dan Silas, dengan pikiran positif mereka, dalam keadaan setelah didera, terbelenggu,dipasung dan dijaga ketat membuat mereka berteriak memuji Tuhan yang bagi-Nya mereka mau menderita semua itu. Puji-pujian kepada Tuhan menyatakan iman mereka kepada Tuhan. Dan itu membuat Allah bertindak. Allah membebaskan mereka. Allah membuka sendi-sendi belenggu dan penjara yang menungkung mereka sehingga mereka bebas.
So, dalam segala pergumulan dan penderitaan yang kita alami terutama ketika kita belajar taat dan melakukan kehendak dan perintah Tuhan, mari kita terus belajar berpikir positif dan bertindak positif berdasarkan iman percaya kita yang teguh kepada Tuhan yang kita sembah.
Rabu, 26 Agustus 2015
SEMANGAT 17 AGUSTUS 2015
PENTINGNYA RASA SAKIT
IBRANI 12:2-11
Roberto Salazar, bocah 6 tahun, jarang menangis. Ia menderita penyakit langka, yaitu Hereditary Sensory and Autonomic Neuropathy, sebuah penyakit yang membuatnya tidak bisa merasakan sakit.
Pernah ia gigit lidahnya sendiri sampai hampir putus. Orangtuanya panik, tapi ia tenang saja. Kali lain Roberto terjatuh. Kakinya terluka, tapi ia tidak menjerit minta tolong. Ia bangun dan berjalan lagi dengan luka menganga. Kondisi ini sangat membahayakan. Ia bisa saja terbakar atau terpotong tanpa ia sadari. Rasa sakit memang tidak enak, tetapi perlu untuk menyadarkan kita jika ada yang tidak beres dalam tubuh kita.
Demikian juga dengan kehidupan kita sebagai anak Tuhan. Tuhan mengizinkan kita mengalami Rasa sakit bahkan dalam surat Ibrani 12, rasa sakit itu perlu untuk membentuk kita menjadi anak-anak yang tangguh dan bukan anak-anak gampang.
Dari ibrani 12 ini juga kita belajar 2 hal rasa sakit yang Tuhan izinkan hadir dalam kehidupan kita adalah :
1. rasa sakit dalam menanggung penderitaan dan penganiayaan. Surat Ibrani dituliskan bagi orang-orang Kristen yang tersebar dimana-mana karena penganiayaan. Firman Tuhan mengajarkan prinsip menanggulangi rasa sakit penderitaan/ penganiayaan karena iman pada Yesus sehingga setiap anak Tuhan, pengikut Kristus itu tidak menjadi lemah dan putus asa.
Prinsip utamanya adalah menjadikan Yesus teladan dalam menanggung penderitaan dan penganiayaan khususnya selama Yesus ada di dunia. Teladan apa?
1. teladan dalam ketekunan/ ketabahan menanggung rasa sakit itu
2. teladan dalam kepercayaan akan sukacita setelah dukacita yang sudah disediakan
Tujuan Tuhan mengizinkan rasa sakit penderitaan dan penganiayaan karena iman kita pada-Nya adalah kesempurnaan iman. Makin hari makin naik level iman kita kepada Tuhan.
2. Rasa sakit dalam bergumul melawan dosa. Namun, ketika kita bergumul melawan dosa, Tuhan Yesus mengatakan bahwa pergumulan itu masih belum membuat kita sampai mencucurkan darah. Dalam pengertian tidak berat seperti penderitaan dan penganiayaan fisik yang kita alami.
Langkah Tuhan memberikan didikan pada kita ketika kita melawan dosa : 1) ia memperingatkan. Kain sebelum sungguh-sungguh jatuh dalam dosa, Tuhan Allah telah mengingatkan dia. 2) ia menghajar/ menyesah mungkin dengan pukulan yang keras.
Mengapa Tuhan harus melakukan semuanya itu? Karena kita ini adalah anak-anak-Nya, pribadi yang diaku-Nya sebagai anak-Nya yang dikasihi-Nya. Tuhan tidak ingin kita menjadi anak-anak gampang. Sudah buat salah tapi dibiarkan dan tidak dihajar. Sudah pasti efek dari didikan Tuhan adalah dukacita (rasa sakit) tapi juga menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai. Itu berarti Tuhan masih sayang pada kita. Jika kita buat salah dan Tuhan diamkan/ biarkan kita, itu berarti Tuhan sudah cape dengan kita dan itu gawat. Tujuan Tuhan memberikan didikan kepada Kita ketika kita bergumul melawan dosa adalah membawa kita kepada kekudusan yang ia mau.
Mengapa itu harus dan perlu?
Pertama, untuk memberikan kepastian kepada kita bahwa kita ini adalah anak-Nya yang Ia kasihi.
Kedua, untuk memberitahu dan menyadarkan kita bahwa kita sudah ada di jalur yang salah dan harus kembali.
Ketiga, untuk menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada kita.
Keempat, untuk melatih kita menjadi anak-anak yang teruji dan kuat.
So, jangan takut dihajar dan disesah oleh Bapa kita karena Ia tahu siapa kita, anak-Nya yang dikasihi-Nya. Nikmati Proses Ia MENDIDIK kita.
Selasa, 25 Agustus 2015

KEJADIAN 22:1-18
- Sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku -
Mari kita bayangkan ketika kita mengundang sejumlah sahabat terdekat kita, lalu kita menyajikan makanan sisa kemarin yang sudah kita panaskan di microwave untuk mereka. Jika kita memang melakukannya, hal itu akan menunjukkan bagaimana perasaan kita yang sesungguhnya terhadap mereka. Demikian juga kepada Tuhan. Jika kita hanya memberikan kepada Allah apa yang sisa dari hidup kita, hal itu menunjukkan seberapa kecil arti Tuhan bagi kita.
Lihatlah Abraham! Tanpa banyak tanya lagi, tanpa argumentasi kepada Tuhan, tanpa banyak membuang waktu, pagi-pagi pada keesokan harinya Abraham berangkat ke Moria membawa Ishak, anak yang dikasihinya, untuk menaati perintah Tuhan, untuk menuruti yang Tuhan mau.
Lihatlah Abraham! Dengan hati yang percaya akan Tuhan Abraham terus melangkah mempersiapkan mezbah persembahan bagi Tuhan. Dengan hati yang tidak mengutamakan anaknya lebih dari Tuhan, Abraham menjawab dengan tenang pertanyaan Ishak yang menusuk hati setiap bapa.
Lihatlah Abraham! TUHAN, Allah YAHWEH itu melihat hati Abraham yang percaya dan taat akan Tuhan lebih dari siapa pun dan apa pun. Ia melihat dan mengetahui hati Abraham yang mengutamakan Tuhan lebih dari siapa pun dan apa pun. TUHANlah yang mengetahui, melihat dan menilai setiap hati manusia terutama HATI SETIAP ORANG YANG DIKASIHINYA.
Lihatlah Abraham! TUHAN yang sudah memberikan memeriksa dengan mencobai Abraham dan memberikan penilaian bagi Abraham, TUHAN yang sama itu juga melimpahkan berkat kepada Abraham dan kepada orang-orang yang memiliki hati seperti Abraham di hadapan Tuhan. Ketahuilah bahwa berkat TUHAN dilimpahkan hanya kepada orang-orang yang mempunyai hati yang berkenan kepada TUHAN, yaitu HATI YANG TAKUT AKAN TUHAN DAN HATI YANG MENGUTAMAKAN/ MENGASIHI TUHAN LEBIH DARI YANG LAIN.
Bagaimana dengan kita?
Rabu, 19 Agustus 2015
Tenang
Gambaran Tuhan tentang seorang ibu yang sanggup memberikan ketenangan. Walau dalam hal ini anak ini harus disapih (tidak menyusui lagi pada ibunya). Yang sebelumnya dekat dan melekat pada pelukan ibunya. Begitu luar biasanya anak yang disapih bisa tenang. Dan yang luar bisa pemazmur bisa tenang walau harus terpisah dengan Tuhan.
Justru di masa-masa kita sepertinya terpisah, diijinkan Tuhan mengalami masa-masa sendiri, masa yg mungkin sukar, masa-masa yang tidak nyaman justru...pemazmur mengalami damai sejahtera, nyaman bersama Tuhan.
Sungguh tidak mudah...tapi ini yang dialami pemazmur damai dan yaman walau sepertinya Tuhan jauh....(seperti anak yang disapih). Tuhan tolonglah kami mengalami damai sejahteramu, walau kami seperti anak yag disapih. GBU.

posted from Bloggeroid
Selasa, 18 Agustus 2015
Allah Yang Berdaulat
Ay. 3 - Dia Allah yang berdaulat penuh menugaskan Koresh untuk mendirikan rumah Tuhan.
Sabtu, 15 Agustus 2015
WAIT ON THE LORD

- Ia akan dan pasti selamat dari segala bahaya karena Allah adalah tempat perlindungannya (melindungi dalam pondok-Nya).
- Ia akan dan pasti mengalami kemenangan/ kebebasan dari segala bahaya yang menghadangnya.