IBRANI 12:2-11
Roberto Salazar, bocah 6 tahun, jarang menangis. Ia menderita penyakit langka, yaitu Hereditary Sensory and Autonomic Neuropathy, sebuah penyakit yang membuatnya tidak bisa merasakan sakit.
Pernah ia gigit lidahnya sendiri sampai hampir putus. Orangtuanya panik, tapi ia tenang saja. Kali lain Roberto terjatuh. Kakinya terluka, tapi ia tidak menjerit minta tolong. Ia bangun dan berjalan lagi dengan luka menganga. Kondisi ini sangat membahayakan. Ia bisa saja terbakar atau terpotong tanpa ia sadari. Rasa sakit memang tidak enak, tetapi perlu untuk menyadarkan kita jika ada yang tidak beres dalam tubuh kita.
Demikian juga dengan kehidupan kita sebagai anak Tuhan. Tuhan mengizinkan kita mengalami Rasa sakit bahkan dalam surat Ibrani 12, rasa sakit itu perlu untuk membentuk kita menjadi anak-anak yang tangguh dan bukan anak-anak gampang.
Dari ibrani 12 ini juga kita belajar 2 hal rasa sakit yang Tuhan izinkan hadir dalam kehidupan kita adalah :
1. rasa sakit dalam menanggung penderitaan dan penganiayaan. Surat Ibrani dituliskan bagi orang-orang Kristen yang tersebar dimana-mana karena penganiayaan. Firman Tuhan mengajarkan prinsip menanggulangi rasa sakit penderitaan/ penganiayaan karena iman pada Yesus sehingga setiap anak Tuhan, pengikut Kristus itu tidak menjadi lemah dan putus asa.
Prinsip utamanya adalah menjadikan Yesus teladan dalam menanggung penderitaan dan penganiayaan khususnya selama Yesus ada di dunia. Teladan apa?
1. teladan dalam ketekunan/ ketabahan menanggung rasa sakit itu
2. teladan dalam kepercayaan akan sukacita setelah dukacita yang sudah disediakan
Tujuan Tuhan mengizinkan rasa sakit penderitaan dan penganiayaan karena iman kita pada-Nya adalah kesempurnaan iman. Makin hari makin naik level iman kita kepada Tuhan.
2. Rasa sakit dalam bergumul melawan dosa. Namun, ketika kita bergumul melawan dosa, Tuhan Yesus mengatakan bahwa pergumulan itu masih belum membuat kita sampai mencucurkan darah. Dalam pengertian tidak berat seperti penderitaan dan penganiayaan fisik yang kita alami.
Langkah Tuhan memberikan didikan pada kita ketika kita melawan dosa : 1) ia memperingatkan. Kain sebelum sungguh-sungguh jatuh dalam dosa, Tuhan Allah telah mengingatkan dia. 2) ia menghajar/ menyesah mungkin dengan pukulan yang keras.
Mengapa Tuhan harus melakukan semuanya itu? Karena kita ini adalah anak-anak-Nya, pribadi yang diaku-Nya sebagai anak-Nya yang dikasihi-Nya. Tuhan tidak ingin kita menjadi anak-anak gampang. Sudah buat salah tapi dibiarkan dan tidak dihajar. Sudah pasti efek dari didikan Tuhan adalah dukacita (rasa sakit) tapi juga menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai. Itu berarti Tuhan masih sayang pada kita. Jika kita buat salah dan Tuhan diamkan/ biarkan kita, itu berarti Tuhan sudah cape dengan kita dan itu gawat. Tujuan Tuhan memberikan didikan kepada Kita ketika kita bergumul melawan dosa adalah membawa kita kepada kekudusan yang ia mau.
Mengapa itu harus dan perlu?
Pertama, untuk memberikan kepastian kepada kita bahwa kita ini adalah anak-Nya yang Ia kasihi.
Kedua, untuk memberitahu dan menyadarkan kita bahwa kita sudah ada di jalur yang salah dan harus kembali.
Ketiga, untuk menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada kita.
Keempat, untuk melatih kita menjadi anak-anak yang teruji dan kuat.
So, jangan takut dihajar dan disesah oleh Bapa kita karena Ia tahu siapa kita, anak-Nya yang dikasihi-Nya. Nikmati Proses Ia MENDIDIK kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar