Rabu, 02 September 2015

KALA HATI TERIKAT
MATIUS 19:16-26

Sad ending… jika kita nonton film yang akhirnya itu menyedihkan, bagaimana perasaan kita? Pasti tidak menyenangkan nonton film yang berakhir sedih. Kebanyakan dari kita ingin film yang kita tonton itu berakhir menyenangkan/ menggembirakan. 

Di dalam perikop yang kita sudah baca bersama, nampak sebuah kisah nyata kehidupan seorang pemuda yang berakhir menyedihkan. Orang muda yang sangat kaya, memiliki jabatan sebagai seorang pemimpin, kehidupan yang nyaman dan terhormat datang untuk bertemu dengan Yesus. Dengan antusias dan semangat bertemu Yesus, orang muda ini berlari-lari menemui Yesus (Markus 10:17). Bahkan dengan hormat dan merendahkan dirinya, ia bertelut/ sujud dihadapan Yesus. Namun, di akhir cerita, orang muda ini harus pergi meninggalkan Yesus dengan hati yang sangat sedih dan kecewa.

Mengapa demikian? Akhir yang menyedihkan dalam hidup orang muda ini terjadi ketika Tuhan Yesus sudah mendiagnossa hati orang muda ini dan mendapati bahwa hati orang muda ini sudah terikat. Hati orang muda ini sudah terikat oleh hartanya. Alkitab mencatat ia memilik harta yang banyak. Tidak hanya uang tetapi materi lainnya yang menjadi kekayaannya.
Hati pemuda ini begitu terikat sehingga antusiasmenya ketika bertemu Yesus harus diakhiri dengan meninggalkan Yesus dengan membawa kesedihan yang sangat dalam di hatinya. Hati yang terikat oleh harta membuat orang muda ini mengalami kehilangan-kehilangan yang hal-hal yang sangat-sangat penting dalam kehidupannya..

Dari peristiwa ini kita akan sama-sama belajar akan kehilangan yang akan kita alami sama seperti pemuda itu ketika hati kita terikat kepada segala hal yang bukan TUHAN.
Ketika hati kita terikat kepada “allah-allah lain” maka yang terjadi kepada kita adalah…

1.   Kehilangan HIDUP.
Pemuda yang sukses ini datang dengan antusiasme yang tinggi dan semangat yang membara bahkan dengan segenap kerendahan hatinya untuk bertemu Tuhan Yesus. Kita perhatikan Markus 10:17, pemuda itu berlari-lari mendapatkan Yesus dan sambil bertelut dihadapan-Nya. Ia ingin sekali tahu apa yang harus ia perbuat agar ia mendapatkan HIDUP KEKAL. Di dalam Matius 19:16 lebih jelas lagi bahwa pemuda itu ingin tahu perbuatan baik apa yang bisa ia lakukan agar dia bisa mendapatkan HIDUP KEKAL.

Pemuda ini menganut pemahaman bahwa keselamatan atau Hidup kekal itu dapat diperoleh dengan melakukan perbuatan baik. Oleh karena itu, ia datang pada Yesus dan menanyakan perbuatan baik apa yang bisa membuat dia memperoleh hidup kekal.  Sebenarnya pemuda ini bertanya pada Yesus juga untuk mendapatkan peneguhan atas apa yang ia sudah lakukan berdasarkan hukum Taurat.

Dan Tuhan Yesus mengetahui isi hati pemuda itu. Jika pemuda itu bertanya tentang perbuatan baik berdasarkan melakukan ketaatannya pada perintah Tuhan, maka Tuhan Yesus menjawab jika engkau ingin memperoleh HIDUP, turuti/ taati SEGALA perintah Allah. Ini sesuai dengan perintah Allah kepada Musa dan orang Israel di dalam Imamat 18:5 menaati ketetapan/ perintah Allah akan hidup karenanya.

Dan respon pemuda itu dengan percaya diri dia bertanya, perintah yang mana. Dan semmua yang disebutkan Yesus, ia sudah lakukan sejak masa muda (ketika dia masuk menjadi anak Taurat/ Bar Mitzwah) pada usia 12 tahun. Pemuda ini merasa dirinya benar, merasa dirinya oke sehingga ia berani bertanya pada Yesus, apa lagi yang kurang? (Mat 19:20).

Namun, yang dimaksud oleh Tuhan yesus tentang Ketaatan yang membawa kepada hidup ini adalah ketaatan yang sempurna. Oleh karena itu, Tuhan Yesus melanjutkan lagi. Mat 19:21 jikalau engkau ingin sempurna (lengkap), dalam bagian parallel yang dikatakan “hanya 1 kekuranganmu”, “hanya 1yang kurang” yaitu juallah hartamu, berikan kepada orang msikin, datang dan ikut Yesus.
Ketaatan manusia berdosa tidak akan pernah sempurna terutama dalam hal melakukan segala perintah Tuhan. Dari 10 perintah Tuhan, jika 1 saja kita tidak taat, maka keseluruhan hukum itu tidak kita taati. Ketaatan yang sempurna akan hukum Tuhan tidak pernah dapat dilakukan oleh manusia yang sudah berdosa. Hanya kasih karunia Allah saja yang dapat memberikan hidup kekal kepada manusia.

Pemuda itu mengotot tentang perbuatan baik/ ketaatan pada hukum yang bisa membawa kepada hidup. Tapi sayang ketika Tuhan jelaskan, ternyata ia tidak bisa melakukan ketaatan yagn sempurna. Ketika Tuhan minta dia jual hartanya dan bagikan kepada orang miskin yang memang sangat banyak pada zaman Tuhan yesus, pemuda itu tidak bisa menaatinya. Dan ia sudah kehilangan HIDUP itu. Ketidakmauannya menjual hartanya dan membagikan kepada orang miskin sebenarnya membuktikan bahwa ia tidak mengasihi sesame seprti dirinya sendiri (Mat 19:19). Pemuda itu pergi meninggalkan yesus tanpa mendapatkan HIDUP KEKAL.
Aplikasi :
Mat 19:20 tidak berlaku umum tapi khusus berlaku bagi pemuda itu. Tuhan Yesus menyatakan bahwa ada “allah lain” di hati pemuda itu yang membuat hatinya terikat pada “allah lain” itu, yaitu hartanya. Pemuda itu mencintai hartanya lebih dari pada Tuhan  bahkan mencintai hartanya lebih dari hidup kekal yang ia inginkan.
Allah lain dalam kehidupan kita bisa jadi uang/harta kita, pekerjaan kita, study kita, orang-orang yang kita sayangi lebih daripada Tuhan. Ketika Tuhan ingatkan akan hati kita yang terikat pada “allah-allah lain” Tuhan ingin kita melepaskannya dan menyerahkan diri hanya pada Tuhan saja.
Orang Kristen bukan tidak boleh menjadi kaya raya. Di dalam Mat 6:21Tuhan Yesus ingatkan kita dimana hartamu berada disitulah hatimu berada. Sering kali kekayaan kita membuat kita merasa diri cukup dan tidak membutuhkan siapa pun bahkan tidak membutuhkan Tuhan.
Tuhan Yesus ingin hati terikat kepada-Nya karena di dalam DIA ada hidup.

2.   Kehilangan DAMAI dan SUKACITA
Pemuda yang kaya itu pergi dengan sangat sedih dan kecewa karena hartanya memang sangat banyak. Hatinya lebih memilih terikat pada hartanya daripada terikat pada Yesus untuk mendapatkan HIDUP. Ia lebih memilih melepaskan HIDUP KEKAL itu daripada melepaskan hartanya sehingga ia meninggalkan Yesus tanpa menaati perintah Yesus untuk membuat ketaatannya sempurna.

Setiap orang yang taat dan percaya kepada Yesus akan mendapatkan damai dan sukacita sejati. Tetapi orang yang menolak untuk taat dan percaya pada Yesus, ia tidak akan mendapatkan damai dan sukacita sejati. Damai dan sukacita sejati hanya ada dalam Yesus dan bukan dalam yang lain, apalagi harta. Hati yang terikat pada harta tidak akan memberikan kedamaian dan sukacita.  Uang yang banyak tidak dapat memberli tidur yang nyenyak. Uang yang banyak tidak dapat membeli kebahagiaan, uang yang banyak tidak dapat membeli rasa damai dll.

Pemuda itu juga pergi bukan dengan marah karena ia sadar bahwa Yesus memang benar tapi ia tidak bisa menaati Yesus. Pemahaman orang Yahudi akan kekayaan dipatahkan pada peristiwa ini. Orang Yahudi mempunyai pemahaman bahwa kekayanan yang dimiliki menandakan hidup yang diberkati Tuhan dan hidup yang diperkenan oleh Tuhan sehingga kekayaan makin mempertegas bahwa mereka layak mendapatkan hidup kekal. Pada kenyataannya tidak demikian bagi Yesus.

Kekayaan dapat menjadi penghalang terbesar bagi seseorang untuk mendapatkan hidup kekal, mendapatkan damai dan sukacita sejati. Oleh karena itu, Yesus menyatakan bahwa lebih mudah seekor unta masuk dalam lubang jarum dari pada orang kaya masuk kerajaan Surga.
Tentang lubang jarum, ada pintu yang berupa lorong sempit dan gelap di tembok pembatas kota yang hanya terbuka pada malam hari/ setelah “jam kerja” setiap orang yang dari luar kota wajib masuk lewat pintu itu pada jam malam. Demikian juga unta. Unta bisa masuk jika orang yang menungganginya dan semua bawaannya turun karena barang bawaan mereka harus diperiksa dan discreening untuk dikenai pajak. Unta bisa masuk dalam pintu kecil itu tanpa membawa apa2 dan ia harus ditarik oleh Tuannya. Karena unta tidak dapat bergerak masuk dengan senidirinya tanpa ditarik masuk oleh Tuhannya melewati lorong yang sempit dan gelap itu.

Terikat oleh apakah atau siapakah hatimu sehingga membuat kita kehilangan hidup kekal dan kehilangan damai dan sukacita sejati?

Biarlah hati kita terikat hanya pada Yesus saja yang bisa memberikan hidup kekal dan damai serta sukacita yang sejati kepada kita. (AM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar