KALA HATI TERIKAT
MATIUS 19:16-26
Sad ending… jika kita nonton film yang akhirnya
itu menyedihkan, bagaimana perasaan kita? Pasti tidak menyenangkan nonton film
yang berakhir sedih. Kebanyakan dari kita ingin film yang kita tonton itu
berakhir menyenangkan/ menggembirakan.
Di dalam perikop yang kita sudah baca
bersama, nampak sebuah kisah nyata kehidupan seorang pemuda yang berakhir
menyedihkan. Orang muda yang sangat kaya, memiliki jabatan
sebagai seorang pemimpin, kehidupan yang nyaman dan terhormat datang untuk
bertemu dengan Yesus. Dengan antusias dan semangat bertemu Yesus, orang muda
ini berlari-lari menemui Yesus (Markus 10:17). Bahkan dengan hormat dan
merendahkan dirinya, ia bertelut/ sujud dihadapan Yesus. Namun, di akhir
cerita, orang muda ini harus pergi meninggalkan Yesus dengan hati yang sangat
sedih dan kecewa.
Mengapa demikian? Akhir yang menyedihkan dalam
hidup orang muda ini terjadi ketika Tuhan Yesus sudah mendiagnossa hati orang
muda ini dan mendapati bahwa hati orang muda ini sudah terikat. Hati orang muda
ini sudah terikat oleh hartanya. Alkitab mencatat ia memilik harta yang banyak.
Tidak hanya uang tetapi materi lainnya yang menjadi kekayaannya.
Hati pemuda ini begitu terikat sehingga
antusiasmenya ketika bertemu Yesus harus diakhiri dengan meninggalkan Yesus
dengan membawa kesedihan yang sangat dalam di hatinya. Hati yang terikat oleh
harta membuat orang muda ini mengalami kehilangan-kehilangan yang hal-hal yang
sangat-sangat penting dalam kehidupannya..
Dari
peristiwa ini kita akan sama-sama belajar akan kehilangan yang akan kita alami
sama seperti pemuda itu ketika hati kita terikat kepada segala hal yang bukan
TUHAN.
Ketika hati kita terikat kepada “allah-allah
lain” maka yang terjadi kepada kita adalah…
1. Kehilangan
HIDUP.
Pemuda yang sukses ini datang dengan antusiasme
yang tinggi dan semangat yang membara bahkan dengan segenap kerendahan hatinya
untuk bertemu Tuhan Yesus. Kita perhatikan Markus 10:17, pemuda itu
berlari-lari mendapatkan Yesus dan sambil bertelut dihadapan-Nya. Ia ingin
sekali tahu apa yang harus ia perbuat agar ia mendapatkan HIDUP KEKAL. Di dalam
Matius 19:16 lebih jelas lagi bahwa pemuda itu ingin tahu perbuatan baik apa
yang bisa ia lakukan agar dia bisa mendapatkan HIDUP KEKAL.
Pemuda ini menganut pemahaman bahwa keselamatan
atau Hidup kekal itu dapat diperoleh dengan melakukan perbuatan baik. Oleh
karena itu, ia datang pada Yesus dan menanyakan perbuatan baik apa yang bisa
membuat dia memperoleh hidup kekal.
Sebenarnya pemuda ini bertanya pada Yesus juga untuk mendapatkan
peneguhan atas apa yang ia sudah lakukan berdasarkan hukum Taurat.
Dan Tuhan Yesus mengetahui isi hati pemuda itu.
Jika pemuda itu bertanya tentang perbuatan baik berdasarkan melakukan
ketaatannya pada perintah Tuhan, maka Tuhan Yesus menjawab jika engkau ingin
memperoleh HIDUP, turuti/ taati SEGALA perintah Allah. Ini sesuai dengan
perintah Allah kepada Musa dan orang Israel di dalam Imamat 18:5 menaati
ketetapan/ perintah Allah akan hidup karenanya.
Dan respon pemuda itu dengan percaya diri dia
bertanya, perintah yang mana. Dan semmua yang disebutkan Yesus, ia sudah lakukan
sejak masa muda (ketika dia masuk menjadi anak Taurat/ Bar Mitzwah) pada usia
12 tahun. Pemuda ini merasa dirinya benar, merasa dirinya oke sehingga ia
berani bertanya pada Yesus, apa lagi yang kurang? (Mat 19:20).
Namun, yang dimaksud oleh Tuhan yesus tentang Ketaatan
yang membawa kepada hidup ini adalah ketaatan yang sempurna. Oleh karena itu,
Tuhan Yesus melanjutkan lagi. Mat 19:21 jikalau engkau ingin sempurna
(lengkap), dalam bagian parallel yang dikatakan “hanya 1 kekuranganmu”, “hanya
1yang kurang” yaitu juallah hartamu, berikan kepada orang msikin, datang dan
ikut Yesus.
Ketaatan manusia berdosa tidak akan pernah
sempurna terutama dalam hal melakukan segala perintah Tuhan. Dari 10 perintah
Tuhan, jika 1 saja kita tidak taat, maka keseluruhan hukum itu tidak kita
taati. Ketaatan yang sempurna akan hukum Tuhan tidak pernah dapat dilakukan
oleh manusia yang sudah berdosa. Hanya kasih karunia Allah saja yang dapat
memberikan hidup kekal kepada manusia.
Pemuda itu mengotot tentang perbuatan baik/ ketaatan
pada hukum yang bisa membawa kepada hidup. Tapi sayang ketika Tuhan jelaskan,
ternyata ia tidak bisa melakukan ketaatan yagn sempurna. Ketika Tuhan minta dia
jual hartanya dan bagikan kepada orang miskin yang memang sangat banyak pada
zaman Tuhan yesus, pemuda itu tidak bisa menaatinya. Dan ia sudah kehilangan
HIDUP itu. Ketidakmauannya menjual hartanya dan membagikan kepada orang miskin
sebenarnya membuktikan bahwa ia tidak mengasihi sesame seprti dirinya sendiri
(Mat 19:19). Pemuda itu pergi meninggalkan yesus tanpa mendapatkan HIDUP KEKAL.
Aplikasi :
Mat 19:20 tidak berlaku umum tapi khusus berlaku
bagi pemuda itu. Tuhan Yesus menyatakan bahwa ada “allah lain” di hati pemuda
itu yang membuat hatinya terikat pada “allah lain” itu, yaitu hartanya. Pemuda
itu mencintai hartanya lebih dari pada Tuhan
bahkan mencintai hartanya lebih dari hidup kekal yang ia inginkan.
Allah lain dalam kehidupan kita bisa jadi
uang/harta kita, pekerjaan kita, study kita, orang-orang yang kita sayangi
lebih daripada Tuhan. Ketika Tuhan ingatkan akan hati kita yang terikat pada
“allah-allah lain” Tuhan ingin kita melepaskannya dan menyerahkan diri hanya
pada Tuhan saja.
Orang Kristen bukan tidak boleh menjadi kaya
raya. Di dalam Mat 6:21Tuhan Yesus ingatkan kita dimana hartamu berada
disitulah hatimu berada. Sering kali kekayaan kita membuat kita merasa diri
cukup dan tidak membutuhkan siapa pun bahkan tidak membutuhkan Tuhan.
Tuhan Yesus ingin hati terikat kepada-Nya karena
di dalam DIA ada hidup.
2. Kehilangan
DAMAI dan SUKACITA
Pemuda yang kaya itu pergi dengan sangat sedih
dan kecewa karena hartanya memang sangat banyak. Hatinya lebih memilih terikat
pada hartanya daripada terikat pada Yesus untuk mendapatkan HIDUP. Ia lebih
memilih melepaskan HIDUP KEKAL itu daripada melepaskan hartanya sehingga ia
meninggalkan Yesus tanpa menaati perintah Yesus untuk membuat ketaatannya
sempurna.
Setiap orang yang taat dan percaya kepada Yesus
akan mendapatkan damai dan sukacita sejati. Tetapi orang yang menolak untuk
taat dan percaya pada Yesus, ia tidak akan mendapatkan damai dan sukacita
sejati. Damai dan sukacita sejati hanya ada dalam Yesus dan bukan dalam yang
lain, apalagi harta. Hati yang terikat pada harta tidak akan memberikan
kedamaian dan sukacita. Uang yang banyak
tidak dapat memberli tidur yang nyenyak. Uang yang banyak tidak dapat membeli
kebahagiaan, uang yang banyak tidak dapat membeli rasa damai dll.
Pemuda
itu juga pergi bukan dengan marah karena ia sadar bahwa Yesus memang benar tapi
ia tidak bisa menaati Yesus. Pemahaman orang Yahudi akan kekayaan dipatahkan
pada peristiwa ini. Orang Yahudi mempunyai pemahaman bahwa kekayanan yang
dimiliki menandakan hidup yang diberkati Tuhan dan hidup yang diperkenan oleh
Tuhan sehingga kekayaan makin mempertegas bahwa mereka layak mendapatkan hidup
kekal. Pada kenyataannya tidak demikian bagi Yesus.
Kekayaan dapat menjadi penghalang terbesar bagi
seseorang untuk mendapatkan hidup kekal, mendapatkan damai dan sukacita sejati.
Oleh karena itu, Yesus menyatakan bahwa lebih mudah seekor unta masuk dalam
lubang jarum dari pada orang kaya masuk kerajaan Surga.
Tentang lubang jarum, ada pintu yang berupa
lorong sempit dan gelap di tembok pembatas kota yang hanya terbuka pada malam
hari/ setelah “jam kerja” setiap orang yang dari luar kota wajib masuk lewat
pintu itu pada jam malam. Demikian juga unta. Unta bisa masuk jika orang yang
menungganginya dan semua bawaannya turun karena barang bawaan mereka harus
diperiksa dan discreening untuk dikenai pajak. Unta bisa masuk dalam pintu
kecil itu tanpa membawa apa2 dan ia harus ditarik oleh Tuannya. Karena unta
tidak dapat bergerak masuk dengan senidirinya tanpa ditarik masuk oleh Tuhannya
melewati lorong yang sempit dan gelap itu.
Terikat oleh apakah atau siapakah hatimu sehingga
membuat kita kehilangan hidup kekal dan kehilangan damai dan sukacita sejati?
Biarlah hati kita terikat hanya pada Yesus saja
yang bisa memberikan hidup kekal dan damai serta sukacita yang sejati kepada
kita. (AM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar