you can get a little love of your own"
"Love Your Neighbor as Yourself"
Matthew 22:39
KISAH PARA RASUL 16:16-26
Menuruti pimpinan Tuhan dan melakukan kehendak Tuhan tidak selamanya menjadi suatu hal yang mengenakkan dan menguntungkan bagi kita. Seperti halnya Paulus dan Silas, menjadi pengikut-pengikut Yesus, mereka menderita bahkan masuk penjara karena tuduhan orang yang tidak suka akan perbuatan mereka.
Bagi kebanyakan orang, masuk penjara bukan keadaan yang menyenangkan. Apalagi tanpa kesalahan yang kita lakukan. Ketika kita menghadapi dan mengalami keadaan seperti itu bagaimana reaksi kita? Mengeluh, menangis, mengomel kepada Tuhan? Apa sebaliknya?
Di sinilah pembelajaran yang diberikan oleh Paulus dan Silas ketika mereka menghadapi masalah sebagai orang yang melakukan dan menuruti perintah dan kehendak Tuhan. Seperti sebuah pepatah Cina mengatakan, Daripada mengutuki kegelapan, lebih baik ambil sebatang lilin dan nyalakan. Paulus dan Silas memiliki pikiran dan tindakan yang positif. Mereka berpikir positif akan yang mereka alami. Mereka tidak mengutuki keadaan mereka yang ada dalam penjara, tidak mengutuki Tuhan mereka yang mereka ikuti dan taati.
Pikiran positif mereka bahwa semua yang mereka alami adalah satu kehormatan untuk menderita sama seperti Yesus dan bagi Yesus, Tuhan mereka.
Pikiran yang positif pasti melahirkan tindakan yang positif. Cara pandang melalui pikiran kita yang positif akan semua penderitaan yang kita alami pasti berkaitan erat dan memberikan pengaruh pada tindakan kita selanjutnya.
Paulus dan Silas, dengan pikiran positif mereka, dalam keadaan setelah didera, terbelenggu,dipasung dan dijaga ketat membuat mereka berteriak memuji Tuhan yang bagi-Nya mereka mau menderita semua itu. Puji-pujian kepada Tuhan menyatakan iman mereka kepada Tuhan. Dan itu membuat Allah bertindak. Allah membebaskan mereka. Allah membuka sendi-sendi belenggu dan penjara yang menungkung mereka sehingga mereka bebas.
So, dalam segala pergumulan dan penderitaan yang kita alami terutama ketika kita belajar taat dan melakukan kehendak dan perintah Tuhan, mari kita terus belajar berpikir positif dan bertindak positif berdasarkan iman percaya kita yang teguh kepada Tuhan yang kita sembah.
IBRANI 12:2-11
Roberto Salazar, bocah 6 tahun, jarang menangis. Ia menderita penyakit langka, yaitu Hereditary Sensory and Autonomic Neuropathy, sebuah penyakit yang membuatnya tidak bisa merasakan sakit.
Pernah ia gigit lidahnya sendiri sampai hampir putus. Orangtuanya panik, tapi ia tenang saja. Kali lain Roberto terjatuh. Kakinya terluka, tapi ia tidak menjerit minta tolong. Ia bangun dan berjalan lagi dengan luka menganga. Kondisi ini sangat membahayakan. Ia bisa saja terbakar atau terpotong tanpa ia sadari. Rasa sakit memang tidak enak, tetapi perlu untuk menyadarkan kita jika ada yang tidak beres dalam tubuh kita.
Demikian juga dengan kehidupan kita sebagai anak Tuhan. Tuhan mengizinkan kita mengalami Rasa sakit bahkan dalam surat Ibrani 12, rasa sakit itu perlu untuk membentuk kita menjadi anak-anak yang tangguh dan bukan anak-anak gampang.
Dari ibrani 12 ini juga kita belajar 2 hal rasa sakit yang Tuhan izinkan hadir dalam kehidupan kita adalah :
1. rasa sakit dalam menanggung penderitaan dan penganiayaan. Surat Ibrani dituliskan bagi orang-orang Kristen yang tersebar dimana-mana karena penganiayaan. Firman Tuhan mengajarkan prinsip menanggulangi rasa sakit penderitaan/ penganiayaan karena iman pada Yesus sehingga setiap anak Tuhan, pengikut Kristus itu tidak menjadi lemah dan putus asa.
Prinsip utamanya adalah menjadikan Yesus teladan dalam menanggung penderitaan dan penganiayaan khususnya selama Yesus ada di dunia. Teladan apa?
1. teladan dalam ketekunan/ ketabahan menanggung rasa sakit itu
2. teladan dalam kepercayaan akan sukacita setelah dukacita yang sudah disediakan
Tujuan Tuhan mengizinkan rasa sakit penderitaan dan penganiayaan karena iman kita pada-Nya adalah kesempurnaan iman. Makin hari makin naik level iman kita kepada Tuhan.
2. Rasa sakit dalam bergumul melawan dosa. Namun, ketika kita bergumul melawan dosa, Tuhan Yesus mengatakan bahwa pergumulan itu masih belum membuat kita sampai mencucurkan darah. Dalam pengertian tidak berat seperti penderitaan dan penganiayaan fisik yang kita alami.
Langkah Tuhan memberikan didikan pada kita ketika kita melawan dosa : 1) ia memperingatkan. Kain sebelum sungguh-sungguh jatuh dalam dosa, Tuhan Allah telah mengingatkan dia. 2) ia menghajar/ menyesah mungkin dengan pukulan yang keras.
Mengapa Tuhan harus melakukan semuanya itu? Karena kita ini adalah anak-anak-Nya, pribadi yang diaku-Nya sebagai anak-Nya yang dikasihi-Nya. Tuhan tidak ingin kita menjadi anak-anak gampang. Sudah buat salah tapi dibiarkan dan tidak dihajar. Sudah pasti efek dari didikan Tuhan adalah dukacita (rasa sakit) tapi juga menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai. Itu berarti Tuhan masih sayang pada kita. Jika kita buat salah dan Tuhan diamkan/ biarkan kita, itu berarti Tuhan sudah cape dengan kita dan itu gawat. Tujuan Tuhan memberikan didikan kepada Kita ketika kita bergumul melawan dosa adalah membawa kita kepada kekudusan yang ia mau.
Mengapa itu harus dan perlu?
Pertama, untuk memberikan kepastian kepada kita bahwa kita ini adalah anak-Nya yang Ia kasihi.
Kedua, untuk memberitahu dan menyadarkan kita bahwa kita sudah ada di jalur yang salah dan harus kembali.
Ketiga, untuk menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada kita.
Keempat, untuk melatih kita menjadi anak-anak yang teruji dan kuat.
So, jangan takut dihajar dan disesah oleh Bapa kita karena Ia tahu siapa kita, anak-Nya yang dikasihi-Nya. Nikmati Proses Ia MENDIDIK kita.
posted from Bloggeroid
11 Agustus 2015
Bacaan Hari ini:
1 Korintus 10:31
Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Saya ingat suatu hari ketika saya masih muda, duduk di bangku gereja Calvary Chapel Costa Mesa, California, mendengarkan pendeta senior Chuck Smith berkotbah. Saat itu saya bertanya pada diri saya sendiri, apakah Tuhan akan memakai saya? Apakah Tuhan akan berbicara melalui saya? Tidak pernah terbayang sekalipun dalam benak saya bahwa Tuhan akan memampukan saya untuk menjadi seorang pendeta dan seseorang yang memiliki hak istimewa untuk memberitakan Injil. Itu jauh melebihi angan-angan saya, bahkan melebihi cita-cita terbesar saya.
Jika saat ini Anda tengah merancang masa depan Anda, jika Anda tengah memikirkan jalan mana yang akan Anda tempuh dalam hidup, minta Allah untuk menunjukkan jalan-Nya. Katakan, Tuhan, aku ingin menjadi orang yang sesuai dengan kehendak-Mu. Aku ingin menikah dengan orang yang telah Kau persiapkan untukku. Aku ingin Engkau menjadi pusat dari hidupku. Aku tak ingin melangkah lalu mengacaukannya. Bantu aku untuk bisa melakukan kehendak-Mu. Rancangan Allah atas Anda jauh lebih baik dari apapun yang pernah Anda rencanakan buat diri Anda sendiri.
Allah telah memberi masing-masing kita kemampuan, talenta, dan kemampuan ekonomi tertentu. Pertanyaannya adalah, bagaimana selama ini Anda menggunakannya? Apakah Anda sudah tekun menggunakannya untuk kemuliaan-Nya? Apakah Anda sudah mempersembahkan kemampuan dan masa depan Anda kepada-Nya?
Saya bukannya mengatakan Anda harus menjadi pendeta. Tapi apa pun yang Anda lakukan, apakah Anda adalah seorang dokter, arsitek, sekretaris, programmer komputer, kuli bangunan, musisi, atau apa pun itu, Anda harus mau melayani Allah dan melakukannya untuk kemuliaan nama-Nya. Itulah intinya.
Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 81-83; Roma 12
Hidup Anda bisa menjadi bukti dan saksi atas Yesus
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie).
__._,_.___
Posted by: titien sulastri <titien60@gmail.com>
posted from Bloggeroid
posted from Bloggeroid